Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Risiko Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di Kota Ternate

Liasari Armaijn, Dewi Darmayanti, Sonia Buyung, Rochmat Hidayat

Sari


ABSTRACT

 

Disability is one of the neglected tropical infectious diseases (NTD) and is still a health problem in the world. More than 1.5 billion people or 24% of the world's population are infected with earthworms. More than 270 million children of preschool age and more than 600 million children of school age live in areas, where parasitic worms spread intensively, requiring treatment and prevention. The prevalence of helminthiasis in Indonesia in general is still very high, especially in the underprivileged population, with poor sanitation. The prevalence of helminthiasis varies between 2.5%-62%. Worm species that infect humans include roundworms (Ascaris lumbricoides), whipworms (Trichuris trichiura) and hookworms (Necator americanus and Ancylostoma duodenale) or known as Soil Transmitted Helminth (STH). For the past 3 years, not all health centers in Ternate City have also provided deworming. In fact, the data shows a downward trend, namely in 2020, only 8 out of 11 health centers (72%) gave deworming to elementary school students. Meanwhile, in 2021 there were 7 puskesmas (63.6%) and in 2022 there were 5 puskesmas (45.5%).  To find out the factors related to the risk of helminthiasis in elementary school children in Ternate City. This study is an observational descriptive study. The research sample of 171 respondents was obtained using cluster random sampling and simple random sampling methods. The most respondents were women as many as 97 respondents (56.7%), the most respondents in Kalumata were 40 respondents (23.4%), the most knowledge level was good knowledge as many as 81 respondents (47.4%) and good attitudes as many as 72 respondents (42.1%).Environmental sanitation, level of knowledge and attitude towards helminthiasis are risk factors for the incidence of disability in children in elementary schools in Ternate City

 

Keywords: Disability, Elementary School Children, Ternate City

 

 

ABSTRAK

 

Kecacingan merupakan salah satu penyakit infeksi tropis terabaikan (Negleted Tropical Disease/NTD) serta masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi dunia terinfeksi cacing tanah. Lebih dari 270 juta anak usia prasekolah dan lebih dari 600 juta anak usia sekolah tinggal di daerah, dimana cacing parasit menyebar secara intensif, sehingga membutuhkan pengobatan dan pencegahan. Prevalensi kecacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu, dengan sanitasi yang buruk. Prevalensi kecacingan bervariasi antara 2,5%-62%. Spesies cacing yang menginfeksi manusia diantaranya cacing gelang ( Ascaris lumbricoides ), cacing cambuk ( Trichuris trichiura ) dan cacing tambang ( Necator americanus  dan  Ancylostoma duodenale ) atau yang dikenal sebagai Soil Transmitted Helminth (STH). Selama 3 tahun terakhir, belum semua puskesmas di Kota Ternate juga memberikan obat cacing. Bahkan data menunjukkan tren penurunan yakni tahun 2020 hanya 8 dari 11 puskesmas (72%) yang memberikan obat cacing pada siswa SD. Sedangkan tahun 2021 sebanyak 7 puskesmas (63,6%) dan tahun 2022 sebanyak 5 puskesmas (45,5%).  Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko kecacingan pada anak sekolah dasar di Kota Ternate. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional. Sampel penelitian sebanyak 171 orang responden diperoleh dengan metode cluster random sampling dan simple random sampling. Responden terbanyak adalah perempuan sebanyak 97 responden (56,7%), alamat responden terbanyak di Kalumata sebanyak40 responden (23,4%), tingkat pengetahuan terbanyak adalah pengetahuan baik sebanyak 81 responden (47,4%) dan sikap baik sebanyak 72 responden (42,1%). Sanitasi lingkungan, tingkat pengetahuan dan sikap terhadap kecacingan menjadi faktor risiko kejadian kecacingan pada anak di Sekolah Dasar di Kota Ternate.

 

Kata Kunci: Kecacingan, Anak Sekolah Dasar, Kota Ternate


Kata Kunci


Kecacingan, Anak Sekolah Dasar, Kota Ternate

Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


Fitri, J., Saam, Z. And Hamidy, M. Y. (2012) ‘Analisis Faktor-Faktor Risiko Infeksi Kecacingan Murid Sekolah Da-sar Di Kecamatan Angkola Ti-mur Kabupaten Tapanuli Se-latan Tahun 2012’, Jurnal Ilmu Lingkungan, 6(2), Pp. 146–161.

Hidayat, F. Et Al. (2019) ‘Dengan Kejadian Cacingan Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Pelambuan 2 Kota Banjar-masin’.

Kartini, S. (2016) ‘Kejadian Kecacingan Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbar’, Jurnal Kesehatan Komunitas, 3(2), Pp. 53–58. Doi: 10.25311/Jkk.Vol3.Iss2.102.

Kattula, D. Et Al. (2014) ‘Preva-lence & Risk Factors For Soil Transmitted Helminth Infec-tion Among School Children In South India’, Indian Journal Of Medical Research, 139(January), Pp. 76–82.

Konstantin, T. Et Al. (2021) ‘The Correlation Between Water, Sanitation, And Hygiene With Soil-Transmitted Helminths Infection Among Elementary School Children Of Aru Islands District, Maluku’, The Indonesian Journal Of Public Health, (October 2019), Pp. 273–284. Doi: 10.20473/Ijph.Vl16il.2021.273-284.

Mahmudah, U. (2017) ‘Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Terhadap Kejadian Infeksi Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar’, Jurnal Kesehatan, 10(1), Pp. 32–39.

Nur, M. I. (2013) Faktor Risiko Sanitasi Lingkungan Rumah Terhadap Kejadian Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Pulau Barrang Lompo Kota Makassar Tahun 2013, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Universitas Hasanuddin.

Pujiana, D., Barlian And Yuniza (2022) ‘Hubungan Penge-tahuan Dan Sikap Dengan Ke-jadian Helminthiasis Pada Anak Sekolah Dasar Di Sd N X Campang Tiga Kecamatan Cempaka’, Jurnal Keperawa-tan Sriwijaya, 9(1), Pp. 29–35.

Rahma, N. A. Et Al. (2020) ‘Faktor Risiko Terjadinya Kecacingan Pada Anak Usia Sekolah Da-sar’, Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(2), P. 29. Doi: 10.26714/Jkmi.15.2.2020.29-33.

Sali, L. (2013) Analisis Faktor Risiko Infestasi Soil Transmitted Helminths Pada Anak Usia Sekolah Di Kelurahan Laelo Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo Ta-hun 2013. Universitas Ha-sanuddin.

Soedarto (2011) Buku Ajar Para-sitologi Kedokteran. 1st Edn. Sagung Seto.

Strunz, E. C. Et Al. (2014) ‘Water, Sanitation, Hygiene, And Soil-Transmitted Helminth Infection: A Systematic Review And Meta-Analysis’, Plos Medicine, 11(3). Doi: 10.1371/Journal.Pmed.1001620.

Suriani, E., Irawati, N. And Les-tari, Y. (2020) ‘Analisis Faktor Penyebab Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2017’, Jurnal Kesehatan Andalas, 8(4), Pp. 81–88. Doi: 10.25077/Jka.V8i4.1121.

Who. Soil-Transmitted Helminth Inftions.Https://Www.Who.Int/NewsRoom/FactSheets/Detail/Soil-Transmitted-Helminth-Infections

Kemenkes Ri. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.15 Tahun 2017 Tentang Penanggulangan Cacingan From:Http://Hukor.Kemkes.Go.Id/Uploads/Produk_Hukum/Pmk_No._15_Ttg_Penanggulangan_Cacingan_.Pdf

Kemenkes Ri. Ditjen Pp Dan Pl. Pedoman Pengendalian Kecacingan. Jakarta. 2012.

Gandahusada, S. Herry D,I. Wita Pribadi. Parasitologi Kedok-teran. Cetakan Ke-Vi, Fkui, Jakarta, 2006.




DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v5i8.9284

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Penerbit: Universitas Malahayati


 Creative Commons License

Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License