Pengaruh Hydrocolloid Dressing untuk Mengatasi Maserasi Luka

Rizki Hidayat, Naziyah Naziyah, Zahrah Mufidah

Sari


ABSTRACT

 

Any wound will have risks and side effects leading to maceration. Maceration is a break in the skin due to damage to the skin's protective function (acute wound). If maceration occurs, the surrounding wound will feel painful and uncomfortable. Indications for maceration in wounds that have minimal exudate, then using hydrocolloid dressing. This study aims to determine the effect of hydrocolloid dressing to treat wound maceration. The research design is quasi-experimental with a pretest - posttest design approach, namely this design is carried out initial measurement through pretest, then given action or intervention, after which it is continued by giving a posttest. The sample technique used was total sampling with a sample size of 20 respondents. The research instrument used was the BWAT sheet. The statistical test used was the paired sample t-test. The results of the study found an average BWAT score with a pretest of 33.15 ± 9.697 and a posttest of 21.85 ± 7.242. The results showed a difference between BWAT measurement scores before and after being given hydrocolloid dressing with a p-value of 0.000 (p <0.05). After being given hydrocolloid dressing for wound maceration, the p-value is 0.000 (p<0.05) so that hydrocolloid dressing has an influence in overcoming wound maceration.

 

Keywords: BWAT, Hydrocolloid Dressing, Maceration, Wound

 

 

ABSTRAK

 

Setiap luka akan memungkinkan berdampak pada resiko dan efek samping yang menyebabkan maserasi (luka akut). Maserasi merupakan kerusakan pada fungsi perlindungan kulit pada sekitar luka akibat retensi cairan. Jika terjadi maserasi, maka sekitar luka akan terasa sakit dan tidak nyaman. Indikasi maserasi pada luka yang memiliki minim eksudat, maka dengan menggunakan hydrocolloid dressing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hydrocolloid dressing untuk mengatasi maserasi luka. Desain penelitian berbentuk quasy eksperiment dengan pendekatan pretest – posttest design yaitu desain ini dilakukan pengukuran awal melalui pretest, kemudian diberikan tindakan atau intervensi, setelah itu dilanjutkan dengan memberikan posttest. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 20 responden. Instrument penelitian yang digunakan yaitu lembar BWAT. Uji statistik yang digunakan yaitu uji paired sample t-test. Hasil penelitian didapatkan rata-rata skor BWAT dengan pretest sebesar 33,15 ± 9,69 dan posttest sebesar 21,85 ± 7,24. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara skor pengukuran BWAT sebelum dan sesudah diberikan hydrocolloid dressing dengan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05). Setelah diberikan hydrocolloid dressing untuk maserasi luka, maka didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga hydrocolloid dressing memiliki pengaruh dalam mengatasi maserasi luka.

 

Kata Kunci: BWAT, Hydrocolloid Dressing, Luka, Maserasi


Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


Aminuddin, M., Sukmana, M., Nopriyanto, D., & Sholichin, S. (2020). Modul perawatan luka (I. Samsugito (Ed.)).

Arikunto, S. (2016). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Rineka Cipta.

Arisanty, I. P. (2014). Konsep dasar manajemen perawatan luka. Penerbit Buku Kedokteran : EGC.

Asmarani, Fadli, Murtini, Hasanuddin, I., & Roesmono, B. (2021). Upaya peningkatan pengetahuan perawat dalam proses perawatan luka diabetes mellitus. Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat, 01(1), 14–18. https://stikesmu-sidrap.e-journal.id/JIPengMas Jurnal Inonasi Pengabdian Masyarakat, 01 (1), 2021, 14-18%0A14

Aziz Alimul Hidayat, A. (2017). Metodologi penelitian keperawatan dan kesehatan. Salemba Medika.

Baranoski, S., & Ayello, E. A. (Eds.). (2020). Wound care essentials : practice principles (Edisi ke 5). Wolters Kluwer.

Gitarja, W. S., Bauk, I., Hamka, H., Fajar, K., Mulyadi, E., N, V., Asrizal, Sahputra, D., & Ruran, M. (2019). Modul perawatan luka bagi praktisi kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Wocare Publishing.

Guest, J. F., Fuller, G. W., & Vowden, P. (2020). Cohort study evaluating the burden of wounds to the UK’s National Health Service in 2017/2018: Update from 2012/2013. BMJ Open, 10(12), 1–15. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2020-045253

Handayani, L. . (2016). Studi meta analisis perawatan luka kaki diabetes dengan modern dressing. The Indonesian Journal Of Health Science.

Harmiady, R., Ahmad, A. K., Putri, K. E., Poltekkes, N., & Makassar, K. (2020). Efektifitas metode perawatan luka “moisture balance” terhadap penyembuhan luka pada pasien ulkus diabetikum di klinik perawatan luka isam cahaya holistic care kota makassar. Politeknik Kesehatan Makassar, 11(2), 45–53. https://doi.org/10.32382/jmk.v11i2.1942

Harris, C., Barbara, B., Parsow, N., Raizman, R., & Singh, M. (n.d.). The bates-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT). The Journal of Care Canada, 2010.

Haryanto, Amrullah, S., Junaidi, & Maglena, M. (2021). Pendampingan deteksi dini maserasi pada luka kaki diabetik menggunakan flir one smartphone thermography. Community Empowerment, 6(6), 1085–1089. https://doi.org/10.31603/ce.5040

Hernawati, S. (2017). Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kesehatan (Edisi 1). Forum Ilmiah Kesehatan. https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results

Hess, C. T. (2020). Skin & Wound Care (Eighth Edi). Wolters Kluwer.

Hidayat, S., R, N. M., Astuti, P., & Ponirah. (2021). Literature review efektivitas modern dressing hydrocolloid terhadap penyembuhan luka pada pasien diabetes mellitus stikes bani saleh, Jawa Barat, Indonesia. Jurnal Keperawatan Merdeka, 1(perawatan luka), 81–92. https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkm/article/download/987/413/

Indrayati, N., Dahlia, D., & Maria, R. (2021). Penerapan telemedicine terhadap penyembuhan luka kaki diabetik grade IV paska amputasi. Journal of Telenursing (JOTING), 3, 668–669. https://doi.org/https://doi.org/10.31539/joting.v3i2.2938

Kemenkes. (2018). Laporan nasional riskesdas 2018. Kementerian Kesehatan RI, 1(1), 1–614. https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/penyakitjantungpenyebabkematianterbanyakke2diindonesia.html

Khoirunisa, D., Hisni, D., & Widowati, R. (2020). Pengaruh modern dressing terhadap skor penyembuhan luka ulkus diabetikum. NURSCOPE: Jurnal Penelitian Dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan, 6(2), 74. https://doi.org/10.30659/nurscope.6.2.74-80

Lawton, S. (2017). Assessing and managing vulnerable periwound skin. World Wide Wounds.

Maryunani, A. (2019). Perawatan luka (modern woundcare) terkini dan terlengkap. IN MEDIA.

Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. In Buku Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Niculescu, A. (2022). Review of Biomaterials Application in Wound Management. 1–24.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Nursalam. (2016). Metodologi penelitian ilmu keperawatan : pendekatan praktis (Edisi 4). Salemba Medika.

Pashar, I., Armiyanti, Y., & Pranata, S. (2018). Kombinasi Larutan NaCl 0 . 9 % Dan Terhadap Proses Penyembuhan. Jurnal Luka Indonesia, 4(2), 57–65. https://doi.org/10.32538/jli.v4i2.87

Risman, Supardi, E., & Jamaluddin, M. (2020). Hubungan Penggunaan Alas Kaki Dengan Luka Kaki Diabetik Di Klinik Perawatan Luka Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 15(2), 112–116.

Rismayati, D. A., Sundayana, I. M., & Pratama, P. E. (2020). Penyembuhan luka grade 2 pada pasien diabetes mellitus dengan modern dressing wound care. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(1), 222230.https://doi.org/10.31539/jks.v4i1.1773

Setiadi. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Edisi 2). Graha Ilmu.

Siregar, S. (2017). Metode penelitian kuantitatif : Dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual & SPSS. Kencana.

Siyoto. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing.

Sriwiyati, L., & Kristanto, B. (2020). Karakteristik luka dan penggunaan balutan luka modern. Adi Husada Nursing Journal, 6(1), 8. https://doi.org/10.37036/ahnj.v6i1.161

Subandi, E., & Sanjaya, K. A. (2019). Efektifitas modern dressing terhadap proses penyembuhan luka diabetes melitus tipe 2. Jurnal Kesehatan, 10(1), 1273–1284.https://doi.org/10.38165/jk.v10i1.7

Sugiyono, S. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Edisi 2 ce). Alfabeta.

Supriyatno, H., Widigdo, D. A. M., & Rahmawati, W. R. (2022). Comparison of Non-Adhesive Hydrocolloid Dressing and Conven_tional Dressing Methods in Healing Process of Diabetic Ulcers. Journal of Reasearch and Opinion, 9(1), 30853093.https://doi.org/https://doi.org/10.15520/jro.v9i1.139

Suriadi, S. (2015). Pengkajian luka & penanganannya (A. Astrada (Ed.)). Sagung seto.

Thomas, S. (2010). Hydrocolloid dressings in the management of acute wounds: A review of the literature. International Wound Journal, 5(5), 602–613. https://doi.org/10.1111/j.1742-481X.2008.00541.x

Warja, R., Kalsum, U., Susanti, F., Ifadah, E., Medica, B., Wound, C., & Division, C. (2021). Effectiveness using of transparent film dressing as skin barrier protection to prevent maceration in the wound care process at bilqiss medika clinic bekasi – west java , indonesia. 6(8).

Wijaya, I. made sukma. (2018). Perawatan luka dengan pendekatan multidisiplin. Penerbit Andi.

Wintoko, R., Dwi, A., & Yadika, N. (2020). Manajemen terkini perawatan luka update wound care management. JK Unila, 4, 183189.https://doi.org/10.23960/jk%20unila.v4i2.2893

Yusup, F. (2018). Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian kuantitatif. Jurnal Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7, 17–23.




DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v5i10.9855

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Penerbit: Universitas Malahayati


 Creative Commons License

Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License