HUBUNGAN KENAIKAN BERAT BADAN PENDERITA TB PARU YANG SEDANG MENDAPAT PENGOBATAN INTENSIF DENGAN KONVERSI HASIL PEMERIKSAAN BTA TAHUN 2012

Zulhafis Mandala

Abstract


Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) pada tahun 2009 di Indonesia berada pada peringkat ketiga di dunia dari
laporan World Health Organiazation (WHO).berdasarkan hasil survey pada tahun 2010 jumlah penderita TB paru di
Indonesia mencapai 289 per 100.000 penduduk. Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-5 negara penderita TB paru
terbesar di dunia.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi intensif kategori I pada kenaikan berat badan
penderita TB paru ditinjau dari konversi BTA. Penelitian ini bersifat analitik.
Hasil Penelitian: Diwilayah kerja puskesmas seginim, palak bengkerung dan anggut di kabupaten Bengkulu selatan
pada tahun 2013 diketahui bahwa dari 80 orang ternyata lebih dari separuhnya yaitu 69 orang (86,3%) yang mengalami
kenaikan berat badan dan hanya 1 orang (1,3%) dengan konversi hasil pemeriksaan BTA masih positif. Dimana hasil uji
chi-square mendapat nilai x2hitung (6,352) lebih besar dari x2tabel (3,841) dimana P= 0,05 dan dk/df=1,itu artinya ada
hubungan antara kenaikan berat badan penderita TB paru yang sedang mendapat pengobatan intensif dengan konversi
hasil pemeriksaan BTA.
Kesimpulan: Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Seginim, Puskesmas Palak Bengkerung, dan
Puskesmas Anggut di Kabupaten Bengkulu Selatan Pada Tahun 2014. Maka dapat di tarik kesimpulan bahwa Terdapat
hubungan antara kenaikan berat badan penderita TB paru yang sedang mendapat pengobatan intensif dengan konversi
hasil pemeriksaan BTA.


Keywords


Tuberkolosis, kenaikan berat badan dan konversi BTA



DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v2i4.1995

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Jurnal Medika Malahayati



PRODI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI