KORELASI KARAKTERISTIK EKOLOGI TEMPAT PERINDUKAN VEKTOR MALARIA DENGAN KEPADATAN LARVA Anopheles Spp DI DESA HANURA KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG 2019

Devita Febriani Putri, Ismalia Husna, Dessy Hermawan, Firmansyah Firmansyah

Abstract


Malaria adalah salah satu penyakit infeksi yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp betina. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Pesawaran diketahui bahwa terdapat sebanyak 3.123 kasus malaria. Kasus positif malaria hanya terjadi di 3 wilayah kerja puskesmas yaitu Puskesmas Hanura (2.528 kasus), Kabupaten Pesawaran menjadi daerah yang endemis malaria karena kondisi alamnya. Tujuan penelitian diketahui  korelasi karakteristik ekologi tempat perindukan vektor malaria dengan kepadatan larva Anopheles spp. di Desa Hanura Kabupaten Pesawaran Tahun 2019. Jenis penelitian kuantitatif, rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi  seluruh tempat perindukan nyamuk yang potensial sebanyak 3 lokasi. Sampel sebanyak 3 lokasi dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan uji statistik pearson. Hasil penelitian lingkungan kimia tempat perindukan vektor malaria Anopheles spp di Desa Hanura memiliki rata – rata  pH air 7,67, rata – rata salinitas air 3,47‰, dan rata – rata oksigen terlarut (DO) 2,7mg/L. Lingkungan fisika tempat perindukan vektor malaria Anopheles spp  di Desa Hanura memiliki rata – rata suhu air 28,250C dan rata – rata kedalaman air 85 cm. Lingkungan biologi tempat perindukan vektor malaria Anopheles spp di Desa Hanura dengan ditemukannya jenis tumbuhan bakau, lumut, kelapa dan jenis hewan ikan, kepiting, keong, udang dan kecebong. Kepadatan larva nyamuk Anopheles spp  di Desa Hanura 10,08 ekor.  Kesimpulan lingkungan kimia, fisika dan biologi berkorelasi dengan  kepadatan larva nyamuk Anopheles spp di Desa Sukajaya Lempasing dengan pH air (p=0,031, r = -0,622), salinitas air (p=0,085, r = 0,517), kadar oksigen (p=0,020, r = -0,657), suhu (p=0,021, r = -0,655), kedalaman (p= 0,000, r = -0,872), tanaman (p = 0,000, r = 0,878) dan hewan (p = 0,056, r = -0,563). Disarankan masyarakat untuk pemberantasan tempat perkembang biakan nyamuk melalui penebaran bibit ikan pemakan jentik.

Keywords


Ekologi, Perindukan, Vektor, Larva, Anopheles spp

References


Alto, B.W., Griswold, M.W., & Lounibos, L.P. (2005). Habitat Complexity and Sex-Dependent Predation of Mosquito Larvae in Containers. Oecologia 146 (2):300-310.

Babba, I. (2007). Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Malaria (Studi kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Hamadi Kota Jayapura). [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro.

Depkes RI. (2004). Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor. Jakarta : Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. (2012). Profil Kesehatan Provinsi Lampung. Bandar Lampung: Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran. (2016). Profil Kesehatan Kabupaten Pesawaran. Bandar Lampung: Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran.

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Pedoman Teknis Pemeriksaan Parasit Malaria. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Infodatin Malaria. www.depkes.go.id/download.php?file.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Malaria 2016. www.depkes.go.id/download.php?file.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Modul Peningkatan Kemampuan Teknis Mikroskopis Malaria. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Odum, E.P. (1998). Dasar-Dasar Ekologi Edisi ke-3. Yogyakarta: UGM-Press.

Pamungkas, M.O.A. (2016). Studi Pencemaran Limbah Cair dengan Parameter BOD5 dan pH di Pasar Ikan Tradisional dan Pasar Modern di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) 4 (2): 166-175.

Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. (2018).

Raharjo, M., Sutikno, S.J. & Mardihusodo. (2003). Karakteristik Wilayah Sebagai Determinan Sebaran Anopheles aconitus di Kabupaten Jepara. First Congress of Indonesia Mosquito Control Association in the Commeration of Mosquito Day. Prosiding, Yogyakarta.

Santi, M. (2012). Faktor-faktor yang berpengaruh dengan kejadian malaria pada penduduk Kecamatan Lengkong Kabupaten Sukabumi yang pernah bermigrasi tahun 2011. [Skripsi]. Depok: Universitas Indonesia

Septiani, L., Setyaningrum, E., & Ernawati, K. (2013). Studi Ekologi Tempat Perindukan Vektor Malaria Di Desa Sukamaju Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung. In Prosiding Seminar Nasional Sains Mipa dan Aplikasi (ISBN: 978-602-98559-1-3), 3(3).

Sugiarti, S., Wahyudo, R., Kurniawan, B., & Suwandi, J.F. (2020). The Physical, Chemical, and Biological Characteristics of Anopheles sp, a Potential Breeding Place in Puskesmas Hanura Working Area. Medula 10 (2): 272-277.

Syarif, H. S. (2003). Studi Ekologi Perindukan Nyamuk Vektor Penyakit Malaria di Desa Sukajaya Lempasing Kec. Padang Cermin Lampung Selatan. [Skripsi]. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Tallan, M. M., & Mau, F. (2016). Karakteristik Habitat Perkembangbiakan Vektor Filariasis di Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya. ASPIRATOR- Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor (Journal of Vector-borne Diseases Studies) 8(2): 55-62.

Widoyono. (2011). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.




DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v5i1.3943

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Medika Malahayati



PRODI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI