PEMANIS DAN PEWARNA PADA MAKANAN JAJANAN

Tutik Tutik, Eka Fitriani, Falla Falla, Kharisma Budi Utami, Nisa A Febriasti, Mitfha Meliya Putri

Sari


Zat pewarna dan pemanis buatan, merupakan bahan tambahan makanan yang dapat memberikan kesan warna yang baik dan manis terhadap produk makanan jajanan.Rhodamin B dan Metanil Yellow sering dipakai untuk mewarnai kerupuk, makanan ringan, terasi, kembang gula, sirup, biskuit, sosis, makaroni goreng, minuman ringan, cendol, manisan, gipang dan ikan asap.Sakarin merupakan garam natrium dari asam sakarin yang memiliki tingkat kemanisan 300 kali dari gula biasa (sukrosa) dan Siklamat merupakan salah satu jenis pemanis buatan yang memiliki tingkat kemanisan 30 kali daripada sukrosa. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini merupakan untuk mengedukasi anak anak tentang bahaya pewarna dan pemanis buatan.Penyuluhan kesehatan merupakan suatu upaya yang direncanakan untuk menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat sadar, tahu dan mau melakukan suatu anjuran yang diharapkan untuk meningkatkan status kesehatan. Jajanan anak sekolah yang kurang terjamin kesehatannya dapat berpotensi menyebabkan keracunan, gangguan pencernaan dan jika berlangsung lama akan menyebabkan malnutrisi. Oleh karena itu, perlu diadakan sosialisasi untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada orang tua maupun anak-anak mengenai pentingnya memilih jajanan.

 

Kata Kunci : Edukasi Kesehatan, Pengetahuan, Informasi.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Cahyadi, W. (2006). Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.

Daniaty, L. (2009). Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

Ester, M., & Wong, D. L. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC.

Febriyanto, M. A. B. (2016). Hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku konsumsi jajanan sehat di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Fitriani, N. L., & Andriyani, S. (2015). Hubungan antara pengetahuan dengan sikap anak usia sekolah akhir (10-12 Tahun) tentang makanan jajanan di SD Negeri II Tagog Apu Padalarang Kabupaten Bandung Barat tahun 2015. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 1(1), 7-26.

Purwati, R. D., Bidjuni, H., & Babakal, A. (2014). Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan perilaku klien hipertensi di puskesmas bahu manado. Jurnal Keperawatan, 2(2).

Rakhmawati, L. (2009). Kontribusi makanan di sekolah dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi pada anak usia sekolah dasar di kota Bogor (Doctoral dissertation, Bogor Agricultural University).

RI, P. (1988). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 722/MenKes/Per/IX/88, tentang Bahan Tambahan Pangan.

Suci, E. S. T. (2009). Gambaran perilaku jajan murid sekolah dasar di Jakarta. Jurnal Psikobuana, 1(1), 29-38.

Sutardji & Azinar, M. (2007). Tingkat Konsumsi Energi Dan Konsumsi Protein Serta Hubungannya Dengan Status Gizi Anak Asuh Usia 10-18 Tahun (Studi Pada Penyelenggaraan Makanan Di Panti Asuhan Pamardi Putra Kabupaten Demak). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2(2), 162-174.

Yuliarti, N. (2007). Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Andi Offset, Yogyakarta.




DOI: https://doi.org/10.33024/jpfm.v5i2.7853

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##