Konsumsi Nugget Tempe Dan Daun Kelor Untuk Meningkatan Berat Badan Balita Bawah Garis Merah
Masalah gizi pada balita, khususnya balita dengan berat badan di bawah garis merah (BGM), masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Berdasarkan data dari Puskesmas Simbarwaringin tahun 2024, terdapat 173 balita (7%) dari 2.494 balita yang mengalami gizi kurang. Kondisi ini dapat berdampak jangka panjang terhadap perkembangan fisik, kognitif, serta daya tahan tubuh anak. Oleh karena itu, diperlukan inovasi pangan lokal yang terjangkau, bergizi tinggi, dan mudah diterima oleh anak-anak. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan berat badan balita BGM melalui inovasi produk pangan olahan lokal bernama “TEMPEGROW” berupa nugget tempe dan daun kelor. Tempe mengandung protein tinggi yang mudah dicerna dan daun kelor kaya akan mikronutrien penting seperti vitamin A, C, kalsium, dan zat besi. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan secara partisipatif dengan pendekatan penyuluhan dan demonstrasi pembuatan nugget kepada 10 ibu balita BGM di Kelurahan Trimurjo, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 21 Mei 2025. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman ibu balita tentang status gizi dan teknik pengolahan pangan bergizi, serta antusiasme yang tinggi dalam mencoba produk TEMPEGROW di rumah. Nugget tempe dan kelor dinilai praktis, disukai anak-anak, dan memiliki potensi sebagai makanan tambahan bergizi yang bisa diproduksi secara mandiri oleh masyarakat. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi langkah preventif sekaligus kuratif dalam penanganan gizi kurang pada balita, sekaligus mendorong kemandirian keluarga dan komunitas dalam menciptakan ketahanan gizi secara berkelanjutan.
Kata Kunci : balita, gizi kurang, nugget tempe, daun kelor, TEMPEGROW
- Claramita, I. F. (2020). Literature Review dengan Status Gizi Anak Usia12-24 Bulan. Naskah Publikasi.
- Dinkes Provinsi Lampung. (2024). Profil Kesehatan Lampung Tahun 2023 (Issue 44).
- Fujiawati, R., Madinah Munawaroh, & Hidayani, H. (2024). PERBANDINGAN PEMBERIAN NUGGET TEMPE KEDELAI DAN NUGGET TAHU DAUN KELOR TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA GIZI KURANG DI PMB NY. R KABUPATEN GARUT TAHUN 2024. Journal of Innovation Research and Knowledge, 4(7), 4195–4206. Retrieved from https://bajangjournal.com/index.php/JIRK/article/view/9054
- Kemenkes RI. (2023). Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023. In Kemenkes RI.
- Nomira, S. R. (2024). Relevansi gizi dan kesehatan. Public Health Journal, 1–16.
- Permenkes RI. (2020). Standar Antropometri Anak (Issue 3).
- Pratama, C. I. A. S., & Mardiyati, N. L. (2024). Hubungan antara Kebiasaan Membaca Label Kandungan Gizi Minuman Kemasan Berpemanis dengan Status Gizi pada Pelajar SMP Al Islam 1 Surakarta. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 8(1), 127–134. https://doi.org/10.22487/ghidza.v8i1.1340
- Rina Kudadiri, & Fadli Afriandi. (2023). Pemanfaatan Pangan Unggul Daerah dalam Pencegahan Stunting: Pembuatan Nugget Berbahan Daun Kelor dan Tempe. PaKMas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2), 139–145. https://doi.org/10.54259/pakmas.v3i2.2087
- Rahayu, S., Djuhaeni, H., Nugraha, G. I., & Mulyo, G. E. (2019). Hubungan pengetahuan, sikap, perilaku dan karakteristik ibu tentang ASI eksklusif terhadap status gizi bayi. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 4(1), 28. https://doi.org/10.30867/action.v4i1.149
- Sambo, M., Ciuantasari, F., & Maria, G. (2020). Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi Pada Anak Usia Prasekolah. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 28–38. https://doi.org/10.56861/jikkbh.v9i1.107
- Sir, S. G., Aritonang, E. Y., & Jumirah, J. (2021). Praktik Pemberian Makanan dan Praktik Kesehatan dengan Kejadian Balita dengan Gizi Kurang. Journal of Telenursing (JOTING), 3(1), 37–42.
- https://doi.org/10.31539/joting.v3i1.2091
- Supariasa. (2016). Penilaian Status Gizi. EGC.