Pemberdayaan Remaja dalam Melakukan Deteksi Dini Gangguan Mental Emosional sebagai Pertolongan Pertama pada Remaja Korban Bencana dan Trauma

Nurul Hidayah, Florensa Florensa, Dwin Seprian, Verren Kerren Turnundo

Sari


ABSTRAK

 

Permasalahan: Kesehatan mental menjadi salah satu fokus permasalahan yang seakan tidak ada habisnya. Sekalipun tren pembicaraan terkait kesehatan mental semakin marak akhir-akhir ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kasus kesehatan mental masih tinggi, khususnya pada remaja di Indonesia. Secara global, WHO menyebutkan dalam lamannya terkait “World Mental Health Day 2021” bahwa satu dari tujuh anak berusia 10-19 tahun mengalami gangguan mental. Bahkan, setengah diantaranya bermula sejak usia 14 tahun namun tidak terdeteksi dan tertangani dengan baik. Solusi: Berkaitan dengan fenomena darurat Kesehatan mental pada remaja, terdapat intervensi yang dapat dilakukan khususnya untuk meningkatkan pengetahuan remaja yaitu dengan pemberdayaan remaja dalam melakukan deteksi dini gangguan mental emosional awal yang diharapkan dapat lebih menjangkau dan meningkatkan keinginan serta pengetahuan remaja untuk mendapatkan layanan kesehatan mental yang dibutuhkan. Strategi ini dapat digunakan untuk membantu pencegahan darurat kesehatan mental pada remaja SMP di Desa Pulau Lemukutan. Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah remaja SMP 4 Sungai raya Kepulauan Desa Pulau Lemukutan terutama mereka yang berusia 14-15 tahun. Hasil dari kegiatan pengabdian pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa telah sesuai target. Peningkatan pemahaman siswa/siswi dapat dilihat dengan antusiasme dalam memperhatikan setiap materi yang disampikan serta banyaknya pertanyaan yang diajukan siswa/siswi baik mengenai hal-hal dalam proses terjadinya gangguan Kesehatan jiwa dan cara melakukan deteksi dini gangguan jiwa pada remaja dengan benar.

 

Kata Kunci: Remaja, Mental Emoisonal Deteksi Dini, Bencana

 

 

ABSTRACT

 

Mental health is one of the focus of problems that seems to have no end. Even though the trend of talk about mental health has been increasing lately, it cannot be denied that cases of mental health are still high, especially among adolescents in Indonesia. Globally, WHO stated on its website related to “World Mental Health Day 2021” that one in seven children aged 10-19 years experience mental disorders. In fact, half of them started at the age of 14 but were not detected and handled properly. Solution: Regarding the phenomenon of mental health emergencies in adolescents, there are interventions that can be carried out specifically to increase adolescent knowledge, namely by empowering adolescents in carrying out early detection of early emotional mental disorders which are expected to be able to reach more and increase the desire and knowledge of adolescents to obtain mental health services that are appropriate needed. This strategy can be used to help prevent mental health emergencies in junior high school youth in Pulau Lemukutan Village. The target of this counseling activity is the youth of SMP 4 Sungai Raya Kepulauan, Lemukutan Island Village, especially those aged 14-15 years. The results of the service activities for implementing mental health counseling activities have been on target. An increase in students' understanding can be seen by their enthusiasm in paying attention to each material presented as well as the many questions raised by both students regarding matters in the process of mental health disorders and how to correctly detect early mental disorders in adolescents.

 

Keywords: Adolescents, Mental Emotional Early Detection, Disaster


Kata Kunci


Remaja, Mental Emoisonal Deteksi Dini, Bencana

Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


Ardani, T. A. (2007). Psikologi Klinis. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Arnani, K. D. N. (2020). Analisis Kondisi Kesehatan Mental Sebagai Upaya Pencegahan Perilaku Berisiko pada Remaja SMA di Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

BMKG, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofosika, [Online]. Available: https://inatews.bmkg.go.id/new/tentang_tsunami.php. [Accessed 12 Maret 2022]

Chaplin. J.P. (2002). Kamus lengkap psikologi. Cetakan Keenam. Penerjemah : Kartiko, K. Jakarta : PT. Raja Grafika Persada

Emilia, O., & Prabandari, Y. S. (2019). Promosi kesehatan dalam lingkup kesehatan reproduksi. Ugm Press.

Heryana, A. (2018, Desember). Informan dan Pemilihan Informan dalam Penelitian Kualitatif. Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul. 9-11.

Hidayah, N., & Seprian, D. (2022). Penyuluhan Kesehatan Jiwa: Coping Strategy Pada Kondisi Darurat Bencana Pada Komunitas Remaja. Shihatuna: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat, 2(1), 1-6.

Jafar, E. S., Al Fadly, M. W., Wahyuni, I., Saudi, R. R., & Ananda, R. A. (2022). Pelatihan Psychological First Aid (PFA) pada Shelter Warga Se-Kecamatan Manggala Kota Makassar. JEPKM: Jurnal Edukasi dan Pengabdian kepada Masyarakat, 1(1), 23-32.

Nurmala, I., & KM, S. (2020). Promosi kesehatan. Airlangga University Press.

Puslidatin. (2019). Penggunaan Narkotika di Kalangan Remaja Meningkat. Jakarta: BBN RI.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.

Riskesdas 2018: Laporan Provinsi Kalimantan Barat

Suprapto,Octavian, S.A. Harahap, dan T. Herawati, 2016. Analisis Kerentanan Fisik Pantai Di Pesisir Garut Selatan Jawa Barat. Jurnal Perikanan Kelautan 7(2):51-57.

Suarayasa, K. (2020). Strategi menurunkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia. Deepublish.

Stadler, C.; Walitza, S. Risikofaktoren und Resilienz für die kindliche Entwicklung in der COVID-19 Krise. In COVID-19 Ein Virus Nimmt Einfluss auf Unsere Psyche. Einschätzungen und Maßnahmen aus Psychologischer Perspektive. 2., Erweiterte und Überarbeitete Auflage; Kohlhammer: Stuttgart, Germany, 2021. [Google Scholar]

Thorlacius, Ö., & Gudmundsson, E. (2019). The effectiveness of the children’s emotional adjustment scale (ceas) in screening for mental health problems in middle childhood. School Mental Health, 11(3), 400-412. WHO (World Health Organization). 2016. Pravelensi Gangguan Jiwa . www.pusdatin.kemenkes.go.id, diakses tanggal 20 November 2022.

WHO (World Health Organization). 2013. Pravelensi Gangguan Jiwa. www.pusdatin.kemenkes.go.id, diakses tanggal 20 November 2022.

WHO (World Health Organization). 2019. Perilaku Beresiko Pada Remaja. www.pusdatin.kemenkes.go.id, diakses tanggal 20 November 2022.

Wulandari, D. R. (2021). Skrining Masalah Psikososial Menggunakan Pediatrict Symptom Checklist-Youth Pada Remaja di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Kwala Madu Langkat Sumatera Utara (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).




DOI: https://doi.org/10.33024/jkpm.v6i8.10472

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Disponsori oleh : Universitas Malahayati Lampung dan DPW PPNI Lampung


Creative Commons License
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.