Edukasi Stabilisasi dan Evakuasi Bagi Tenaga Kesehatan Bidan dalam Meningkatkan Pengetahuan Pertolongan Pasien Gawat Darurat di Provinsi Gorontalo

Ibrahim Suleman

Sari


ABSTRAK

 

Kejadian gawat darurat pada umummnya berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga sulit diprediksi kapan terjadinya. Semakin tinggi pengetahuan, pendidikan, dan pelatihan yang dimiliki seorang perawat akan membuatnya lebih cepat dan tanggap akan kebutuhan bio, psio, sosial dan spiritual bagi pasien, khususnya di Instalasi Gawat Darurat sehingga bidan akan lebih mampu dalam membantu pasien untuk mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. Metode yang dilakukan adalah penyuluhan yaitu dengan webinar edukasi dengan menggunakan platform zoom dan Luring tatap muka pada kegiatan pelatihan. Berdasarkan hasil pengabdian didapatkan bahwa responden dengan pengetahuan kuat pada saat dilakukan pre-test hanya berjumlah 45 responden (46%) Sedangkan setelah diberikan pelatihan pengetahuan responden dalam kategori kuat berjumlah 85 responden (87%). Keterampilan melakukan stabilisasi dan  evakuasi pertolongan pada pasien gawat darurat juga harus dimiliki oleh masyarakat bidan. Pasalnya, bidan seringkali menjadi pihak pertama yang melihat kasus-kasus darurat yang terjadi di masyarakat, seperti kecelakaan lalu lintas atau keadaan darurat lainnya maupun bencana alam.

 

Kata Kunci: Bidan, Evakuasi, Gawat Darurat, Pengetahuan, Stabilisasi

 

ABSTRACT

 

Emergency events generally occur quickly and suddenly, so it is difficult to predict when they will occur. The higher the knowledge, education and training that a nurse has, the faster and more responsive they will be to the bio, psycho, social and spiritual needs of patients, especially in the Emergency Department, so that midwives will be better able to help patients overcome the health problems they face. The method used is outreach, namely educational webinars using the Zoom platform and offline face-to-face training activities. Based on the results of the service, it was found that respondents with strong knowledge at the time of the pre-test were only 45 respondents (46%), whereas after being given training, the respondents' knowledge in the strong category was 85 respondents (87%). Midwives must also have skills in stabilizing and evacuating emergency patients. This is because midwives are often the first to see emergency cases that occur in the community, such as traffic accidents or other emergencies or natural disasters.

 

Keywords : Midwife, Evacuation, Emergency, Knowledge, Stabilization


Kata Kunci


Bidan, Evakuasi, Gawat Darurat, Pengetahuan, Stabilisasi

Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


Alya Dwiana dkk. (2021). Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Melalui Edukasi Penatalaksanaan Kegawatdaruratan. Seminar Nasional Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 21(10), 621–626.

Anatolia K. Doondori, Maria Sekunda, Sisilia Leny Cahyani, T. A. K. (2018). Response time Perawat dalam Memberikan Pelayanan dengan Kepuasan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat. Jurnal Keperawatan, 4(2), 82–89.

BNPB. (2022). Badan Nasional Penanggulangan Bencana. RBI.

BPBD. (2022). Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Edyanto, C. (2019). Partisipasi Masyarakat Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Risiko Bencana Tsunami di Daerah Pantai. Jurnal Sains Dan Teknologi Indonesia, 16(3), 26–32.

Gawlowski, P., & Biskup, A. (2019). Victim evacuation techniques in emergency conditions. 4(3), 116–123.

Hardyanty, Hikmah, R. Chalidyanto, D. (2015). Hubungan Status Kegawatdaruratan dengan Penilaian Terhadap Pelayanan IGD Di RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia., 2(1), 2540–9301.

Hidayati, A. N., Akbar, M. I. A., & Rosyid, A. N. (2020). Gawat Darurat Medis dan Bedah.

Iswari, M. (2019). Pelatihan Tanggap Bencana tentang Evakuasi dan Transportasi Korban di SMPN 30 Plaju Palemban. Jurnal Keperawatan BSI, 2(1).

Kase, F. R., Prastiwi, S., & Sutriningsih, A. (2018). Hubungan Pengetahuan Masyarakat Awam Dengan Tindakan Awal Gawat Darurat Kecelakaan Lalulintas Di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Malang. Nursing News : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keperawatan, 3(1), 662–674.

Kemenkes. (2017). Profil Kesehatan Indonesia 2017.

Mukhamad. (2023). Bantuan Hidup Lanjutan Pada Pasien Trauma. Yayasan Kita Menulis.

Oktari, R. S., & Kurniawan, H. (2016). Framework Ketahanan Puskesmas Dalam Menghadapi Bencana. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 16(1), 44–52.

PPNI. (n.d.). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan. DPP PPNI.

PPSDMK, K. (2016). Keperawatan Kegawatdaruratan dan Manajemen Bencana.

Prasetya, A. (n.d.). Hubungan Response time dengan Kepuasan Pasien di IGD RS Tingkat Madiun IV. Sekola Tinggi Kesehatan Bhakti Husada Mulia, 58–71.

PUSBANKES AGD 118. (2017). Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)/ Basic Trauma and Cardiac Life Support (BTCLS). Dinkes Prov.DIY Edisi XIV.

Rima Wahyu, Mulyadi, R. T. M. (2015). Hubungan Faktor-Faktor Eksternal Dengan Response time Perawat Dalam Penanganan Pasien Gawat Darurat Di Igd Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp), 3(2).

Rizqillah, A. F. (2018). Indonesian emergency nurses’ preparedness to respond to disaster: A descriptive survey. Australasian Emergency Care, 21(2), 64–68.

Tiara, & Thongkrajai, E. (2019). Penanggulangan, Gambaran tingkat pengetahuan perawat terhadap Lampung, bencana di provinsi lampung. Jurnal Kesehatan, 8, 2–5.




DOI: https://doi.org/10.33024/jkpm.v6i12.12113

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Disponsori oleh : Universitas Malahayati Lampung dan DPW PPNI Lampung


Creative Commons License
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.