PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS SECARA HOLISTIK MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

Utami Meilanie Putri* -  Universitas Airlangga, Indonesia
Evelyn Asaleo -  Universitas Airlangga, Indonesia
Veda Septian Cahya Budi -  Universitas Airlangga, Indonesia
Khansa Fahira Wisdana -  Universitas Airlangga, Indonesia
Laksmi Wulandari -  Universitas Airlangga, Indonesia

Latar Belakang: Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang menyebabkan penyakit tuberkulosis. Penularan penyakit ini terjadi melalui penyebaran aerosol dari penderita TB yang dapat terjadi ketika berbicara, bersin, batuk, dan lainnya. Gejala klinis yang umum ditemukan pada orang dengan TB diantaranya adalah batuk kronis, batuk darah, penurunan berat badan, demam dan keringat malam.  Keterlambatan pengobatan pada pasien TB dapat menyebabkan peningkatan mortalitas dan penularan penyakit yang lebih luas. Berdasarkan kondisi tersebut sangat penting untuk melakukan deteksi dan pengobatan secara dini sebagai tindakan pencegahan penularan dan mortalitas.

Tujuan: Mengaplikasikan pelayanan kesehatan melalui program kedokteran keluarga secara holistik.

Metode: Penyuluhan dilakukan dengan melalui proses anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan keluarga, dan pemeriksaan fisik melalui kunjungan ke rumah pasien. Kemudian dilakukan diagnosis, tatalaksana, dan edukasi mengenai TB serta etika batuk dan buang dahak kepada pasien dan keluarga pasien.

Hasil: Kegiatan dilakukan di rumah Tn.S, laki-laki, 34 tahun, mengeluhkan sesak sejak 1 tahun yang lalu, sesak didahului batuk sejak 2 bulan sebelumnya. Pasien didiagnosis menderita TB setelah dilakukan tes sputum dan didapatkan hasil positif TB. Penatalaksanaan diberikan kepada pasien bersifat komprehensif dan holistik berdasarkan 5 aspek, yakni aspek personal, klinis, risiko internal, risiko eksternal, dan derajat fungsional. Tindakan selanjutnya yang kami lakukan adalah intervensi. Intervensi terdiri dari intervensi promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, serta advokasi dan kajian pembiayaan, sehingga tatalaksana diberikan secara komprehensif dan holistik.

Kesimpulan: Hasil kunjungan rumah didapatkan pasien dan keluarga mengerti dan menerima edukasi serta konseling yang diberikan.

  1. Adigun, R., & Singh, R. (2022). Tuberculosis. National Center for Biotechnology Information.
  2. Blum, H. L. (1974). Planning for health : Development and Application of Social Change Theory. Behavioral Publications.
  3. European Centre for Disease Prevention and Control. (2014). Investigation and control of tuberculosis incidents affecting children in congregate settings.
  4. European Centre for Disease Prevention and Control. (2016). Guidance on tuberculosis control in vulnerable and hard-to-reach populations.
  5. Kalaiselvan, V., Shukla, S., Ramesh Kumar, S., Mishra, N., Kumar, P., & Singh Raghuvanshi, R. (2021). Adverse Drug Reactions Associated with Anti-Tuberculosis Therapy. www.intechopen.com
  6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia 2020-2024.
  7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.
  8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Dashboard TB Indonesia.
  9. Loddenkemper, R., Lipman, M., & Zumla, A. (2016). Clinical aspects of adult tuberculosis. Cold Spring Harbor Perspectives in Medicine, 6(1). https://doi.org/10.1101/cshperspect.a017848
  10. Madhona, R., Ikhwan, Z., & Aminin, F. (2017). Physical Environment Home and Incidence of TB Disease in Tanjungpinang District.
  11. Megatsari, H., Ridwanah, A. A., Firdausi, N. J., Antika, C. S., Sofie, N., Yoto, M., & Laksono, A. D. (2021). Tuberkulosis di Jawa Timur: Sebuah Studi Ekologi (N. Nandini, Ed.). Health Advocacy (Yayasan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat).
  12. Nur Wachid Achadiono, D., Retnowulan, H., Nugroho, E., Mada, G., & General Hospital, S. (2016). Relationship between Degrees of Dyspnea with Functional Capacity in Pulmonary Tuberculosis Sequelae Patients. In Acta Interna The Journal of Internal Medicine (Vol. 6, Issue 2). http://jurnal.ugm.ac.id/jain
  13. Pai, M., Behr, M. A., Dowdy, D., Dheda, K., Divangahi, M., Boehme, C. C., Ginsberg, A., Swaminathan, S., Spigelman, M., Getahun, H., Menzies, D., & Raviglione, M. (2016). Tuberculosis. In Nature Reviews Disease Primers (Vol. 2). Nature Publishing Group. https://doi.org/10.1038/nrdp.2016.76
  14. Shanmuganathan, R., & Subramaniam, I. D. evi. (2015). Clinical manifestation and risk factors of tuberculosis infection in Malaysia: case study of a community clinic. Global Journal of Health Science, 7(4), 110–120. https://doi.org/10.5539/gjhs.v7n4p110
  15. Virenfeldt, J., Rudolf, F., Camara, C., Furtado, A., Gomes, V., Aaby, P., Petersen, E., & Wejse, C. (2014). Treatment delay affects clinical severity of tuberculosis: a longitudinal cohort study. BMJ Open, 4(6), e004818–e004818. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2014-004818
  16. World Health Organization. (2022, October 27). Tuberculosis.

SENGKUNI JOURNAL views Statistic Jurnal Perak Malahayati : Pengabdian Keapada Masyarakat Stat

JURNAL PERAK MALAHAYATI : Pengabdian Keapada Masyarakat

indexed by:


Secretariat Office:
Universitas Malahayati
Mail  : Jl. Pramuka No. 27, Kemiling, Kota Bandar Lampung
Telp  : 085279526789
email: jurnalperak@malahayati.ac.id

<" Copyright UNIVERSITAS MALAHAYATI
 
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License