STRATEGI COPING PADA REMAJA PEREMPUAN YANG MENIKAH USIA DINI (Studi Kasus Pada Remaja Perempuan Di Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah)

Paula Laudira Arum Pertiwi* -  Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia
Emmanuel Satyo Yuwono -  Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia

Supp. File(s): common.other

Abstrak

Fenomena di masyarakat saat ini banyak dijumpai dispensasi pernikahan dini oleh individu yang berusia di bawah 19 tahun. Penyebab umum pernikahan dini terjadi karena para remaja sudah hamil terlebih dahulu sebelum menikah. Remaja perempuan yang menjalani pernikahan dini tak lepas dari adanya permasalahan yang muncul dalam sebuah keluarga, permasalahan tersebut dapat berasal dari konflik internal maupun eksternal. Dalam menyelesaikan permasalahan ini individu tidak terlepas dari coping sebagai cara untuk mengubah situasi yang menyebabkan terjadinya stress atau mengatur reaksi emosional yang muncul karena suatu masalah. Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan pengalaman psikologis partisipan yang menikah usia dini. Selain itu mendapatkan informasi mengenai strategi coping pada emosi dan coping pada masalah dari partisipan yang menikah dini. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan melibatkan 3 partisipan, dimana partisipan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan proses wawancara fenomenologis deskriptif guna memperoleh esensi coping ke dalam tema-tema fenomenologis. Temuan dari penelitian ini adalah strategi coping pada remaja perempuan yang menikah dini akibat perilaku seksual pranikah yaitu a) distancing, b) seeking social support, c) escape / avoidance, d) positive reappraisal, dan e) fokus pada masalah, penyelesaian secara hati-hati dan teliti terhadap pengambilan keputusan. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa remaja membutuhkan dukungan dari lingkungan sosial untuk mengatasi tekanan yang dialami dalam rumah tangga.

 

Kata Kunci: Coping, Remaja, Menikah Dini

 

Abstract

The phenomenon in today's society is that there are many dispensations for early marriage by individuals under the age of 19. The common cause of early marriage occurs because teenagers are already pregnant before getting married. Adolescent girls who undergo early marriage cannot be separated from the problems that arise in a family, these problems can come from internal and external conflicts. In solving this problem the individual cannot be separated from coping as a way to change situations that cause stress or regulate emotional reactions that arise because of a problem. This study aims to describe the psychological experiences of participants who marry at an early age. In addition to getting information about the strategy coping on emotions and coping on the problems of participants who married early. Researchers used qualitative methods involving 3 participants, where the participants in this study were selected based on the technique purposive sampling. The research data was collected using a descriptive phenomenological interview process to obtain the essence coping into phenomenological themes. Coping strategies for young women who marry early due to premarital sexual behavior, namely a) distancing, b) seeking social support, c) escape / avoidance, d) positive reappraisal, and e) focusing on problems, careful and thorough resolution of decision making. The results of this research have the implication that teenagers need support from the social environment to overcome the pressures experienced in the household

 

Keywords: Coping, Teenager, Early Marriage

Supplement Files

Keywords : coping; remaja; menikah dini.

  1. Agustriyana, N.A dan I. Suwanto (2017). Fully Human Being Pada Remaja Sebagai Pencapaian Perkembangan Identitas. Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia, 2(2), 9-11.
  2. Arfianti, N. (2016). Strategi Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Jarak Jauh (Studi Kasus di Desa Ciputih Kecamatan Salem Kabupaten Brebes). Skripsi. Institut Agama Islam Negeri: Purwokerto.
  3. Dewi, E. M. P., & Basti. (2008). Konflik Perkawinan dan Model Penyelesaian Konflik Pada Pasangan Suami Istri. Jurnal Psikologi Indonesia, 5(1), 1-14.
  4. Duvall, E. M. & Miller, B. C (1985). Merriage and Family Development. Harper & Row. New York.
  5. Gozali. S. & E. Z. Muttaqien (1983). Nasehat Perkawinan dalam Islam. Biro Penerangan dan Motivasi BKKBN.
  6. Herdiansyah, H. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Salemba.
  7. Hurlock, E. B. (1990.). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga.
  8. Hurlock, E. B. (2009.). Life Span Development:.Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.
  9. Hurlock. (2008). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga Press.
  10. K. Yin. Robert. (2003). Studi Kasus, Desain, dan Metode. Jakarta : PT Gravindo.
  11. Kahija, Y. F. L. (2021). Penelitian Feneomenologis : Jalan Memahami Pengalaman Hidup (Cetakan ke-5). PT. Kanisius.
  12. Kartono, K. (2002). Psikologi Wanita: Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa (jilid 1). Mandar Maju.
  13. Lazarus, R., & Folkman. (1984). Stress, Appraisal and Coping. Springer Publishing Company.
  14. Ligit, M. (2016). Kontrol Diri dan Penyesuaian Diri dalam Pernikahan Remaja Putri yang Menjalani Pernikahan Dini Akibat Kehamilan Pranikah. Psikoborneo, 4(3). 422-431.
  15. Moleong, L. J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Remaja Rosda Karya.
  16. Riskesdas. (2013). Riset kesehatan dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
  17. Santrock, J.W. (1995). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5. Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga..
  18. Sri. (2021). Pernikahan Usia Dini di lampung Capai 240 Kasus Selama 2021. http://kupastuntas.co/2021/06/28 diakses pada 24 Januari 2022 20.35 WIB.
  19. Widyawati, E. dan A. C. Pierewan. (2017). Determinan pernikahan usia dini di Indonesia. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, 14(4). 55-70.

Open Access Copyright (c) 2024 Jurnal Psikologi Malahayati
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.